Oleh Masruri Abd Muhit
Dia orang yang sangat dekat dengan saya, kelahiran tahun sembilan belas enam puluhan, sehingga saat terjadi peristiwa pemberontakan gerakan tiga puluh september salah satu partai di Indonesia yang beraliran sosialis komunis tahun 1965, dia masih kecil belum mengerti apa apa, saat dia sekolah di PGAN Jember aktif di suatu organisasi pelajar putri, dan saat kuliah di Universitas Islam Assyafiiyyah Jakarta juga aktif di organisasi kemahasiswaan yang kedua organisasi itu merupakan sayap dan berada di bawah organisasi faham keagamaan yang terbesar di Indonesia ini. Saya ingin mengatakan bahwa dia ini berlatar belakang dan aktifis organisasi faham keagamaan tersebut, bahkan orang tuanya termasuk orang yang dianggap sebagai tokoh dalam organisasi faham keagamaan itu di Jember, bahkan sampai sekarang masih menjalani amalan amalan atau tradisi keagamaan organisasi itu semacam tahlilan, hanya memang sekarang dia tidak aktif di organisasi faham keagamaan itu, lebih senang ngopeni santri dan membina majlis taklim untuk ibu ibu muslimat masyarakat sekitarnya.
Melihat keadaan dan sepak terjang elit dan tokoh organisasi faham keagamaan itu akhir akhir ini yang mengarah terutama dalam percaturan politik, dia berkomentar, pantesan dulu zaman saya aktif di…( dia menyebut nama organisasi faham keagamaan itu), rasanya tidak ada baik baiknya pemerintah zaman itu atau partai partai islam pada zaman itu kepadanya, baik karena memang kalah bersaing atau memang sengaja dimarginalkan.
Dia ingin mengatakan bahwa bila keadaan dan sepak terjang elite dan tokoh organisasi faham keagamaan itu sama atau mirip mirip atau bahkan pengulangan dari keadaan dan sepak terjang elite dan tokoh organisasi faham keagamaan itu di masa lalu, ya pantas dan bisa dimaklumi kalau tidak ada baik baiknya atau dimarginalkan sesudah itu, seperti yang dirasakannya dan menjadi pengalamannya saat aktif dan menjadi bagian dari aktivis organisasi faham keagamaan itu.
Terus terang saat tahun 1965, saat terjadi peristiwa pemberontak gerakan tiga puluh september, saya masih kanak kanak masih berumur sebelasan tahun, namun saya masih merasakan suasana saat itu dan keadaan serta gejolak yang terjadi saat peristiwa itu terjadi atau menjelang serta kronologi peristiwa itu.
Apa lagi ditambah dengan cerita dari orang orang tua kita yang mengalami dan merasakan langsung kepada kita selain dari pelajaran di sekolah termasuk dari hasil membaca buku buku sejarah yang berkait dengan peristiwa sejarah itu.
Maka saya bisa sedikit banyak tahu tentang sejarah kelam itu, bisa merasakan secara mendalam dan saya yakin akan kebenarannya pengetahuan dan perasaan serta hakikat yang terjadi pada peristiwa sejarah 65 itu.
Sebenarnya, partai yang berhaluan sosialis komunis itu telah melakukan pengkhianatan dan pemberontakan pada negara ini di saat masih awal awal berdirinya, masih belum mencapai stabilitasnya dan masih sangat rentan pada tahun 1948, namun gagal.
Paska kegagalan mereka di tahun 48 itu, mereka melakukan konsolidasi dan mendekat kepada kekuasaan yang saat itu dikuasai oleh golongan nasionalis, mereka cukup berhasil dalam hal ini, sehingga kekuasaan saat itu (Presiden Soekarno) kelihatan lebih condong dan berpihak kepada golongan mereka dibanding kepada golongan islam.
Ummat islam saat itu semula dalam memperjuangkan kepentingan dan eksistensinya pada percaturan politik negri ini bersatu dalam satu partai yang bernama Masyumi, namun kemudian yang berada dalam organisasi faham keagamaan yang merupakan faham mayoritas umat islam memisahkan diri dan membentuk partai sendiri.
Bahkan, tidak tahu atas rekayasa siapa kemudian partai Masyumi dibubarkan oleh yang berkuasa saat itu, dan ketika kemudian saat ide berdirinya nasakom (nasional, agama dan komunis), partai dari faham keagamaan terbesar itulah yang kemudian mendukung dan menjadi representasi dari unsur agama pada nasakom itu.
Saya yakin yang dilakukan oleh partai dari organisasi faham keagamaan terbesar itu berdekatan dengan kekuasaan yang berpaham nasionalis yang bermesraan dan berbaik kepada orang orang komunis itu dengan niatan baik, menjaga keutuhan negara kesatuan ini, namun dasar organisasi berpaham sosialis komunis pengkhianat, saat merasa sudah kuat dan mendapatkan kesempatan mereka akan melakukan pengkhianatan dan terjadilah pemberontakan dan pengkhianatan 65 itu.
Pra pemberontakan dan pengkhianatan 65 itu, terjadi banyak ulama yang dikriminalisasi sekelas Hamka dll, terjadi banyak perpecahan dan perselisihan faham madzhab agama di antara umat islam, banyak terjadi saling menghujat di antara mereka, dan banyak terjadi showfors, unjuk kekuatan semacam banser, pemuda rakyat dll, serta banyak kegiatan kegiatan hura hura, secara umum ekonomi sulit, harga bahan pokok mahal, makanan keluarga saya yang termasuk keluarga berada saja, makanan nasi putih menjadi makanan istimewa, yang sering makan nasi campur jagung dan tidak jarang harus makan nasi buu’ (nasi tepung jagung) dll.
Suasana, situasi dan keadaan di empat tahun terakhir ini saya rasakan mirip mirip atau minimal mengarah pada hampir sama dengan suasana, situasi dan keadaan pra 65, mulai dari terbelahnya umat Islam, kriminalisasi ulama, dibrangusnya HTI, melambungnya harga bahan bahan pokok, juga banyaknya kegiatan hura hura, showfors dll. Memang sih tidak sama persis, sekalanya berbeda tidak terlalu mencolok, tapi terus terang saya merasakan adanya kekhawatiran sejarah 48 dan 65 itu akan kembali, atau saya merasakan adanya tanda tanda sejarah kelam itu akan kembali, ingat sayu’idut tarikhu nafsahu, sejarah akan kembali mengulang dirinya.
Untuk menjaga supaya sejarah kelam itu tidak terulang kembali, perlu kewaspadaan semuanya, baik yang berada di dalam dan berpihak pada kekuasaan atau yang di luar, bagi yang di dalam jangan terlalu ngatok dengan memperlihatkan tindakan yang terlalu fulgar pada sesama muslim yang berada di luar, jaga tenggang rasa dan perasaan mereka, kembangkan rasa husnuddzon dan persatuan serta kewaspadaan, jangan tuduh teman akan berkhianat, jangan perbesar perbedaan dan perselisihan yang bukan prinsip, terus waspada bahwa bahaya laten mereka itu, ingat jangan pernah percaya mereka, dna mereka pemberontak dan pengkhianat, sewaktu waktu ada kesempatan pastilah mereka akan kembali melakukan pengkhianatan dan pemberontakan.
Semoga bermanfaat dan berkah
Daris, 5 April 2019
Info Pendaftaran Klik disini https://www.darulistiqomah.id/pendaftaran/