Oleh: Masruri Abd Muhit Lc
Terus terang pada pilpres kali ini saya mendukung dan berharap pasangan 02 Prabowo Sandi lah yang bisa memenangkannya, hal itu dikarenakan saya merasakan suasana negara ini akhir akhir ini ada kemiripan dengan suasana pra terjadinya peristiwa pengkhianatan gerakan tiga puluh september 1965 (baca tulisan saya sebelum ini yang berjudul, jangan sampai sejarah kelam itu berulang kembali)
Selain santernya berita yang beredar bahwa pasangan no 1, pak Jokowi, maksud saya, terindikasi orang tuanya pki. Hal itu sedikit saya percaya mengingat tidak ada bantahan yang bisa meyakinkan saya, bahkan saat ada tantangan dari seorang penulis untuk test dna, bukannya dilayani tetapi justru sang penulis dijebloskan dalam jeruji penjara.
Keterus terangan para keturunan dan aktivis faham sosialis komunis tanpa tedeng aling aling berani tampil menunjukkan jati diri mereka akhir akhir ini menambah kecenderungan saya untuk tidak memilih petahana.
Sambutan dan antosiasme para pendukung paslon 02 yang gegap gempita pada kampanye kampanye mereka, sementara banyak kampanye paslon 01 yang sepi dari massa, bahkan meski terlihat dikerahkan, menambah keyakinan saya akan terwujudnya harapan saya akan kemenangan paslon 02.
Sebenarnya sudah sejak lama saya tidak percaya dan meragukan berita tivi tivi itu juga hasil hasil survei dan apa pun yang dihasilkan oleh lembaga lembaga survei itu yang kelihatannya sudah tidak objektif lagi sudah subyektif memihak dan ada perselingkuhan, namun saat melihat apa yang mereka tampilkan berupa hasil quickcount pilpres di hampir semua televisi, saya agak terpengaruh juga, sedih dan merasa tidak ada harapan lagi.
Namun saat paslon nomor 02 dengan lantang mendeklarisikan kemenangannya dan bersujud syukur berdasar real account miliknya dengan perolehan suara 62 persen, saya dan tentu saja para pendukung yang lain tidak bersedih lagi dan merasa optimis akan memenangkan pilpres ini.
Apa lagi saat kemudian setelah itu diduga terlihat dalam satu televisi bahwa sebenarnya hasil quickcount lembaga lembaga survei itu memenangkan paslon no 02, hanya kemudian dibalik untuk kemenangan paslon no 01 diduga demi perselingkuhan mereka.
Ditambah lagi gestur tubuh paslon no 01 dan para pendukungnya saat melihat hasil quickcount dari lembaga lembaga survei itu dan dinyatakan menang tidak terlihat aura bahagia atau senang sama sekali bahkan terlihat bengong dan sedih, dimungkinkan dan diduga mereka mengetahui bahwa sebenarnya hasilnya yang benar kebalikan dari apa yang mereka umumkan.
Alhamdulillah setelah itu komite penyiaran Indonesia (KPI) telah menyetop penyiaran hasil quickcount atau eksitpool dari dari lembaga lembaga survei manapun di media media televisi, yang semuanya tentu semakin menenangkan suasana, tinggal menunggu hasil penghitungan kpu sebagai penentu dan penetapan resmi siapa yang memenangkan pilpres kali ini.
Namun demikian bukan berarti harus diam menunggu, tetapi semua pihak harus tetap waspada melakukan pengawasan proses penghitungan, jangan sampai terjadi kecurangan dari semua pihak, baik paslon no 01 ataupun paslon no 02, apalagi dari kpu. Ingat semua kecurangan selain tidak akan memberikan kebaikan pada pelakunya, bahkan kecurangannya keburukannya akan kembali padanya sendiri.
ولا يحيق المكر السيء إلا بأهله
“Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain kepada orang yang merencanakannya sendiri”. QS. Fathir:43
Semoga semuanya bisa berlaku jujur dan adil, sehingga hasil yang ditetapkan nanti benar benar atas dasar kejujuran dan keadilan, sehingga yang kalah akan legowo sementara yang menang juga akan nikmat menerima kemenangannya.
Apalah artinya kemenangan yang diperoleh dengan kecurangan, dan tidak ada masalah kekalahan dengan proses yang baik dengan kejujuran dan keadilan.
Yang pasti semuanya, menang atau kalah, adalah ketentuan Allah yang harus disikapi dengan menerima dan kalau pun harus ada protes atau ketidakpuasan harus ditempuh dengan cara yang konstitusional.
Insyaallah semuanya ada kebaikan, bila paslon no 01 yang menang maka itu artinya umat harus belajar sabar dan kuat tetap selalu waspada terutama yang berada di pihak petahana terhadap kembalinya sejarah kelam 48 dan 65.
Sementara bila yang menang paslon no 02, jadikan ini sebagai sarana membangun ummat dan tetap waspada.
Semoga bermanfaat dan berkah.
Daris, 19 April 2019