Oleh Masruri Abd Muhit
Kehadiran anak dalam keluarga merupakan salah satu pelengkap kebahagiaan. Sebanyak apapun harta yg dimiliki oleh sebuah keluarga dan setinggi apapun jabatan yg disandang, kurang lengkap bila masih belum dikaruniai seorang anak belaian hati pelipur jiwa.
Harta dan anak dilukiskan oleh alquran sebagai perhiasan kehidupan dunia “Harta benda dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, sementara amal amal yg kekal lagi soleh lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik untuk menjadi harapan”. QS. Alkahfi 46
Sebagaimana harta benda hanyalah amanah, titipan dan ujian dari Yang Maha Kuasa, anak keturunan juga demikian, harus dijaga, tidak boleh diperlakukan tanpa mengindahkan amanat yg telah digariskan berupa petunjuk yg dibawa oleh rasululloh saw.
” Wahai orang orang yg beriman, janganlah kalian berkhianat kepada Alloh dan rosul, dan janganlah kalian mengkhianati amanat yg ada pada kalian, sedang kalian mengetahui, dan ketahuilah bahwa harta benda dan anak anak kalian hanyalah cobaan, dan hanya di sisi Allohlah ada pahala yg besar” QS. Al Anfal 27-28.
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allohlah pahala yg besar” QS. Attagobun.15.
Menyikapi dan memperlakukan harta dan anak dengan sikap dan perlakuan seperti yg digariskan oleh Alloh melalui rasulnya dengan mengeluarkan zakat harta bila sdh mencapai nisob, bersedekah sebagiannya, tidak boros, dermawan dan lain lain, memberi nama baik untuk anak, mengakikahi pada hari ke tujuh, mendidik dengan pendidikan agama yg baik dan seterusnya. Semua itu bentuk amanah dan syukur diberi amanah harta dan anak.
Mana kala manusia bersikap dan memperlakukan harta dan anak seperti di atas, yg berarti bersyukur maka kenikmatan memilikinya akan semakin bertambah, hartanya semakin berkah, sementara anak anaknya akan menjadi qurrota a’yun, menyenangkan pandangan seperti yg selalu dipanjatkan dalam doa-doanya.
“Wahai Tuhan kami, berilah bagi kami dari pasangan dan anak keturunan kami qurrota a’yun yg menyenangkan pandangan mata, dan jadikanlah kami pelopor bagi orang orang yg bertaqwa”. QS. Alfurqon 74.
Sebaliknya, mana kala seseorang bersikap dan memperlakukan harta dan anak keturunannya tidak seperti yg digariskan oleh Alloh melalui ajaran rosulNya, tidak mengeluarkan zakatnya, tdk bersedekah, boros, kikir dan lain lainnya, tidak memberi nama baik untuk anaknya, tdk mengakikahinya, tidak mendidiknya dg pendidikan agama secara baik, maka hakikatnya itu bentuk kufur nikmat yg bisa berakibat pada tidak berkahnya harta dan anak yg justru menyusahkan atau menjadi musuh yg diwanti wanti untuk dijauhi.
“Hai orang orang beriman, sesungguhnya di antara istri istri dan anak anak kalian ada yg menjadi musuh bagi kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap merek” QS. Attagobun.14.
Pendidikan yg penting dan harus menjadi perhatian kita adalah pendidikan karakter, soft skill, mental skill, atau dengan bahasa sederhana pendidikan akhlaq. Seorang penyair ahli hikmah mengatakan “Demi tuhan, bumi ini tidak akan pernah sempit karena banyaknya penduduknya, tetapi akhlaq orang oranglah yg menjadikan sumpek”.
Di era sekarang ini, di era yg miliu sdh tidak kondusif untuk pendidikan akhlaq, mungkin pesantren bisa menjadi solusi. Semoga.
(Edisi ceramah akikah anak keponakan)