Oleh : Hamidah Zahrotul ‘Ayni
Suatu hal yang tidak asing bagi diri kita sebagai seorang santri yaitu sebuah peraturan, nama ini sudah menjadi bagian dari hidup mereka layaknya seorang sahabat🤗, terkadang adakalanya mereka menganggap seakan-akan hal itu menjadi beban bagi mereka😓.
Seperti salah satu peraturan yang diterapkan di pesantren kita, yaitu pergi ke masjid On-Time⬇️ lebih tepatnya, pergi ke masjid tepat pada waktu yang telah ditentukan, yang mana akan selalu terbacakan 2 kali setiap tahunnya, yaitu pada awal datang santri baru dan usai pergantian pengurus (mudabbiroh) lebih-lebihpun tengko2 tersebut ditempelkan pada setiap dinding kamar para santriwati.
Hal sedemikian itulah yang membuat para santri banyak mengeluh akannya, sehingga sempat terbesit rasa tidak betah dalam diri mereka dikarenakan banyak dihukum sehingga terpikir bahwa disiplin aturan megekang kebebasan kita seorang santri. 😣
Kembali lagi🔙, pergi ke masjid On-Time⬇️ bukanlah suatu hal yang mudah bagi seseorang yang belum terbiasa akan itu, begitu pula dengan saya, ketika pertama kali mengemban sebuah aturan tersebut and I thought it’s so difficult for me!!! 😭terlebih seperti contoh yang kita alami yaitu ketika usai melaksanakan sebuah acara yang berakhir pada larut malam,🌛🌠 sehingga kelelahan kita seakan-akan melarang mata kita untuk bangun di subuh hari, atau sebagai contoh lain yaitu ketika listrik sedang tak lagi bersahabat yang membuat akan tidak terdengarnya suara adzan yang dikumandangkan dan lagi-lagi tidak ada sebuah alat canggih alias diesel yang akan menjadikan listrik tersebut kembali bersahabat dengan kita, seperti yang kita punya saat ini. (Alhamdulillah) 😊 sehingga sering terjadi beberapa santriwati yang terlihat seperti “PELARI HEBAT” 🏃♂️🏃♀️demi sampai ke garis Finish yang akan ditujunya👏sebelum waktu berakhir….. , saya sendiripun pernah mengalami yang sedemikian itu😂😂😂 walaupun ditengah perjalanan saya terjatuh dua kali kemudian langsung bangkit untuk meneruskan perjalanan demi menghindari himar (kerudung) warna-warni yang akan melayang diatas kepala seorang santriwati jika dia belum sampai ke garis Finish saat sang Dza’iqotul_ jaros telah memukul sebuah bel🔔 pertanda waktu telah habis. Ketika sampai digaris Finish alias teras masjid, sempat terpikirkan dalam hati “Will I use that veil only cause of letting go to the mosque..??” and I answer “It’s Impossible” 😂😂😂ngarep… Tetapi hati lain juga berkata “But, NOTHING is Impossible🙄” ahh… Udahlah tak usah dipikirkan!
Beberapa tahunpun berlalu saya jalani status saya sebagai santriwati hingga saya duduki the 3rd Grade. Sudah menjadi kebiasaan seorang Santriwati yaitu Dressing up before leaving the room☺️. Walaupun kadang saya pernah melakukannya, Tapi itu bukanlah sebuah hobi bagi saya untuk itu.
Sudah menjadi kebiasaan bagi kita, sebagai seorang santriwati pada hari jum’at menjalani berbagai kegiatan selepas menurunkan kaki dari masjid, seperti kegiatan” yang diadakan oleh Bagian Peningkat Bahasa, yang berlanjut dengan kegiatan berupa kerja bakti 🗑️yang dilakukan oleh seluruh santriwati pondok kita, demi menjaga Our College Always Being Clean… Setelah berlangsungnya kegiatan” tersebut kita langsung bergegas untuk makan karena panggilan sang stomatch😂😂… Wajarlah abis kerja keras.!! Agar selepas itu kita langsung meletakkan punggung kita untuk beristirahat sejenak, sambil menunggu antrian mandi. 🚿
Ketika datang giliran antrian saya langsung mengambil alat” mandi dan bergegas pergi ke hammam sebelum hammam tersebut terisi oleh makhluk lain yang akan men-delay waktu saya untuk mandi sebelum pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Dzuhur berjama’ah. Tanpa saya sadari, setelah selesai membasahi tubuh,🚿 ternyata waktu dzuhur telah pada detik” akan dikumandangkannya Adzan, namun pada saat itu tenaga listrik tak lagi bersahabat membuat para santriwati menunggu akan dikumandangkannya Adzan📢. Sehingga karena tak sampai pada harapan, sang Dza’iqotul jarospun dengan cepat dan tanggap langsung memukul sebuah bel pertanda 10 menit kemudian harus sudah menginjakkan garis finish, namun itu tak terjadi pada diri saya😢😢, dikarenakan kesalahan mengendalikan nafsu yaitu menunda untuk pergi ke masjid dengan enjoy_nya dan masih keasyikan di kamar yang biasa dilakukan oleh para santriwati seperti yang saya sebutkan sebelumnya, yang mana juga sempat diingatkan oleh salah satu reman sekamar untuk cepat bergegas pergi ke masjid.
Kekecewaanpun terlibat pada diri saya,😢 sehingga sempat kuteteskan air mata karena keteledoran yang telah kuperbuat, 😭entah itu disengaja ataupun tak disengaja, seakan-akan ingin memutar kembali waktu yang telah berlalu,🕚 tapi saya tahu bahwa itu adalah hal yang mustahil. Dan apalah daya “The rice has turned to porridge” ➡️”Nasi telah menjadi bubur”
Namun dari sinilah saya belajar, betapa berharganya untuk memanfaatkan sebuah waktu🕚, begitupun dengan disiplin waktu, akan membawa kita pada sebuah kesuksesan!
الوقت كالسيف فان لم تقطعه قطعك!!
Belajarlah dari sebuah pengalaman cause “An Experience is The Best Teacher”👍. Tak lupa dari pengalaman inilah menjadi sebuah motivasi bagi diri saya dan mudah”an juga menjadi motivasi bagi yang lainnya😊, khususnya bagi seorang santri untuk tidak menunda-nunda waktu walau sekedar satu menit.!
لا تؤخر عملك إلى الغد ما تقدر أن تعمله اليوم!!
#notenya_santriwati📋
#happynyantri😘😘
#withlove_Zealous62019❤️
#lastgrade_lastadventure👣
#selamatberjuang! 💪
#newprogram_ofDaris😊
#latihanmenulis📝