Oleh Masruri Abd Muhit
Karena pemberitahuan akan adanya kunjungan syeikh Muhammad An Naji dari Palestina ke pesantren kita Pon Pes Darul Istiqomah Bondowoso mendadak, baru sore sebelumnya, sementara rencana ngecor atap masjid kampus putri tahap awal sudah ditetapkan pada hari yang sama, maka tidak boleh tidak harus tabrakan dan tidak mungkin salah satunya dibatalkan. Untuk itulah kemudian diatur, kelompok yang giliran ngecor dari pagi sampai tamu datang selain pak tukang juga santri klas 6 dan ustadz ustadz pengabdian, sementara santri putra yang lain bersih bersih pondok sementara santri putri masuk klas seperti biasa dan ketika tamu datang semua santri dan semua ustadz putra putri langsung ke masjid tempat kumpul dan pertemuan, sedang ngecornya jeda sebentar, sementara tamu diarahkan ke rumah saya bertemu saya dan para ustadz syuyukh seperti ustadz Jamil Santoso, ust Ketut Yudi, ust Fathi, ust Fahim dll.
Syeikh Muhammad An Naji, tamu dari Palestina itu, didampingi oleh ustadz Zakariyya sebagai penerjemah dan ustadz Arfan sebagai guid di Bondowoso dan Situbondo sampai ke pesantren kita pada jam 10.15, dan diterima di rumah saya sekedar untuk mujamalah say hello, untuk kemudian saya ajak pergi ke masjid tempat pertemuan sambil berkeliling kampus pondok terlebih dulu sambil saya menerangkan sejarah dan profil serta perkembangan pesantren kita.
Di masjid yang semua santri dan ustadz Darul Istiqomah putra ataupun putri sudah berkumpul, acara dipandu oleh seorang santri klas 6 dengan berbahasa Arab, dimulai dengan pembacaan ayat suci Alqur’an, untuk kemudian diteruskan dengan pembukaan dengan basmalah.
Ketika acara dilanjutkan dengan sambutan ucapan selamat datang dari pimpinan pondok, saya sampaikan dengan bahasa Arab terima kasih atas kunjungan syeikh Muhammad An Naji, saya merasa itu suatu kehormatan bagi kami di pesantren ini, selain juga saya sampaikan sejarah berdirinya pesantren kita ini, dimulai dari keterkejutan saya atas murtadnya 7 kk dari Islam, padahal biasanya orang Bondowoso itu mayoritas beretnis Madura, sementara tipikal etnis Madura sangat kuat Islamnya, sangat sulit bisa keluar dari agamanya, maka saya ingin mendirikan lembaga dakwah dan berdirilah pesantren ini tahun 1994, bermula dari tanah yang tidak terlalu lebar dengan bangunan sederhana dari bambu dan jumlah santri hanya tujuh orang sementara masyarakat sekitar masih banyak yang menentang karena tidak mengerti. Alhamdulillah tanah sudah cukup luas dengan bangunan yang cukup memadai serta jumlah santri yang lumayan datang hampir dari seluruh Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sulawesi bahkan Papua, sehingga sebaran dakwahnya semakin meluas dan menjangkau banyak daerah.
Syeikh Muhammad An Naji yang berbicara setelah itu menyampaikan beberapa nasehat yang menarik kepada hadirin terutama kepada para santri, diantaranya sbb
* Dari sejarah awal berdirinya pesantren ini, satu hal yang perlu diapresiasi dan diteladani bahwa saat melihat adanya problema di masyarakat, dalam hal ini murtadnya beberapa keluarga, disikapi dengan tindakan nyata menanggulangi problema, bukan hanya dengan teriak teriak atau tindakan yang tidak jelas.
* Saya melihat dan mengamati pesantren ini tidak langsung ada seperti sekarang ini, tetapi dimulai dari tanah yang tidak luas dan bangunan sederhana dari bambu (gedek/tabing) dan santri yang hanya tujuh orang, menjadi seperti sekarang dan akan terus berkembang insyaallah melalui proses bertahap dan ujian yang cukup panjang dan berliku yang semua itu diperlukan kesabaran yang prima. Begitulah sunnatulloh jalan dakwah dan jalan menuju sukses perlu proses yang salah satu kuncinya adalah sabar, tidak ada sukses dalam segala hal tanpa dibarengi sabar. Maka semua harus berlatih dan membiasakan diri untuk sabar.
* Banyak masyarakat yang respek dan memberikan penghormatan pada mereka yang memiliki ilmu umum, para dokter, insinyur dan lain lainnya melebihi respek dan penghormatan mereka pada mereka yang mempunyai kafaah kemampuan ilmu agama. Sikap ini tidak benar bahkan terbalik, memang mereka yang memiliki kemampuan ilmu umum itu mempunyai peran penting dalam menangani kesehatan atau pembangunan gedung dan sarana yang lain, tetapi peran mereka yang mempunyai kafaah kemampuan ilmu agama tidak kalah penting yakni membangun keselamatan manusia bukan hanya lahiriyahnya saja tetapi juga batiniyahnya juga, bukan hanya dunianya saja tetapi akheratnya juga. Maka para santri pesantren tidak usah berkecil hati bahkan harus lebih percaya diri, karena peran dan fungsi para santri pesantren yang nantinya akan menjadi ulama itu lebih penting dan strategis di masyarakat.
* Kalau fungsi dan peran para ahli ilmu agama itu lebih besar dari fungsi dan peran para ahli ilmu umum, maka kesalahan dalam menerapkan dan mengamalkan ilmu agama tentu lebih berbahaya dan gawat dibandingkan dengan kesalahan yang dilakukan oleh para ahli ilmu umum, seorang dokter yang melakukan kesalahan dalam menangani pasien (malpraktek) akan berakibat bertambah sakitnya bahkan kematian pasien saja, atau kesalahan insinyur merancang bangunan paling hanya berakibat runtuhnya gedung itu, sementara kesalahan ahli ilmu agama dalam fatwanya akan berakibat tersesat dan tergelincirnya masyarakat bukan hanya dalam kehidupan dunia tapi juga menjalar dalam kehidupan di akherat.
* Untuk itu hendaknya para santri bersungguh sungguh dalam mencari ilmu agama dan mengamalkannya, sehingga benar benar akan menguasai ilmu agama yang benar sehingga tidak melakukan kesalahan terutama dalam berfatwa.
* Akhirnya perbaiki niat kalian dalam beragama, berilmu dan yang lain, karena semuanya bergantung pada niat. Pekerjaan, ibadah, amal shaleh akan sia sia tidak berguna karena niat yang salah.
وقدمنا إلى ما عملوا من عمل فجعلناه هباءا منثورا
Dan Kami hadapi amal amal yg mereka perbuat kemudian jadikan debu yang berterbangan.
Semua itu disampaikan dengan bahasa Arab tanpa terjemah atas permintaan saya, untuk melatih dan membuat santri percaya diri akan kemampuan bahasa mereka.
Acara kemudian ditutup dengan hamdalah dan doa kafarotul majlis. Untuk kemudian rombongan tamu menikmati santap siang untuk kemudian meninggalkan kampus pondok bersama para penjemput dari Situbondo.
Semoga bermanfaat dan berkah
Daris, 2 Robiutssani 1440
Ket gambar, suasana ngecor atap masjid kampus putri tahap awal dan suasana kunjungan syeikh Muhammad An Naji dari Palestina ke pesantren kita Pon Pes Darul Istiqomah.